PROSEDUR PERAWATAN WSD
1. TUJUAN
a.
Mengetahui
udara atau bentuk campuran udara dan cairan serosa yang keluar dari ruang intra
pleura.
b.
Membuat tekanan
negatif untuk reexpansi paru-paru.
c.
Memfasilitasi
cotinueud suction yang berfungsi untuk mencegah terjadinya pneumothorax
kembali.
d.
Memfasilitasi
drainage dari akumulasi cairan di dalam rongga thorax setelah open heart
surgery.
2. RUANG
LINGKUP
Dapat dilakukan
pada pasien di ruang gawat darurat yang mengalami tension pneumothorak,
di ruang operasi dan di ruang perawatan pasien.
3. ACUAN
3.1. Potter, P.A. & Perry, A.G. (1994). Clinical
Nursing Skills & techniques. 3rd Edition. St. Louis: Mosby Year Book.
3.2.
Kozier,B. & Erb,G.(2000). Fundamentals of Nursing :Concepts and
Prosedures. 4 Edition.St Louis: Mosby Year Book
3.3.
Craven,R.F.Hirnle,C.J., &
Sauer,E.s.(1996). Presedure Checklists to Accompany Fundamentals of Nursing :
Healt and Function. Philadelphia
: Lippincott
4. DEFINISI
Perawatan system drainase dada yang tertutup untuk
memulihkan ekspansi optimal paru dan meningkatkan drainase cairan dan darah
dari area pleural.
5. PROSEDUR
5.1. Tanggung Jawab dan Wewenang
5.1.1. Bagian akademik sebagai penanggung jawab
pembelajaran
5.1.2. Koordinator mata ajaran KMB yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan ketercapaian prosedur perawatan WSD.
5.1.3. Pembimbing praktek pendidikan dan lahan yang
bertanggung jawab dalam membimbing dan menilai ketercapaian pelaksanaan
prosedur tindakan setiap peserta didik secara objektif baik dilaboratorium
maupun di lahan praktek.
5.2. Pelaksanaan
5.2.1.
Pastikan
kebutuhan pasien untuk perawatan WSD
5.2.2.
Persiapan
pasien :
5.2.2.1.
Sampaikan salam
(Lihat SOP Komunikasi Terapeutik)
5.2.2.2.
Jelaskan kepada
pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5.2.3.
Persiapan alat
:
System
drainase yang diharuskan system water seal
5.2.3.1.
Air steril atau
normal salin untuk menutup 2,5 cm bagian bawah selang U water seal
5.2.3.2.
Air steril atau
normal salin dituangkan ke dalam botol kontrol suction bila digunakan suction Sistem
Waterless
5.2.3.3.
Vial NaCl atau
air 30 ml yang dapat diinjeksikan
5.2.3.4.
Spuit 20 ml
5.2.3.5.
Jarum 21-G
5.2.3.6.
Swab antiseptic
5.2.3.7.
Selang dada
atau tray trokar
5.2.3.8.
1 pemegang
pisau
5.2.3.9.
Klem selang WSD
5.2.3.10. Forcep spon kecil
5.2.3.11. Pemegang jarum
5.2.3.12. mata pisau ukuran 10
5.2.3.13. Benang silk 3-0
5.2.3.14. Tray liner (area steril)
5.2.3.15. Spon 4 x 4, 10 buah
5.2.3.16. Gunting jahit
5.2.3.17. Handuk tangan 3 buah
Balutan
5.2.3.18. Kasa vaselin
5.2.3.19. Balutan kasa 4 x 4 beberapa buah
5.2.3.20. balutan besar 2 buah
5.2.3.21. Plester atau elastoplas 4 inci (10 cm)
5.2.3.22. penutup kepala
5.2.3.23. masker wajah
5.2.3.24. Sarung tangan steril
5.2.3.25. Dua hemostat shodded untuk masing-masing selang WSD
5.2.3.26. Plester perekat 1 inci untuk memplester penghubung
5.2.4.
Persiapan
lingkungan
Jaga
Privasi pasien dan ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
5.2.5.
Cuci tangan
(Lihat SOP no … Cuci Tangan)
5.2.6.
Kaji status
kardiopulmonal pasien, observasi satus pernafasan, penggunaan otot Bantu,
warna, nyeri, ansietas dan tanda-tanda vital.
5.2.7.
Telaah perang
dan tanggung jawab dokter terhadap pemasangan selang dada.
5.2.8.
Susun system
drainase yang diprogramkan (seperti gambar di bawah ini)
5.2.8.1.
Sistem Water
Seal
5.2.8.1.1.
Dapatkan system
drainase dada water seal. Buka pembungkusnya dan siapkan menyusun system,
sebagai system dua atau tiga bilik
5.2.8.1.2.
Sambil mempertahankan sterilitas selang
drainase, tegakkan sisten ke atas dan tambahkan air/normal salin ke batas yang
tepat
5.2.8.1.3.
Untuk system
dua bilik (tanpa suction) tambahkan larutan steril ke bilik water-seal (bilik
ke dua), sampai mencapai ketinggian yang diindikasikan.
5.2.8.1.4.
Untuk system
berbilik tiga (dengan suction), tambahkan larutan steril ke dalam ruang water
seal (ruang kedua); larutan steril ke kontrol suction (bilik ke tiga) biasanya
20 cm (7,9 inci. Hubungkan selang dari ruang kontrol suction ke sumber
penghisap
5.2.8.2.
Sistem
waterless
5.2.8.2.1.
Dapatkan system
waterless. Buka pembungkus steril dan siapkan penyusunan.
5.2.8.2.2.
Untuk system
dua bilik (tanpa suction) tak ada yang perlu ditambahkan atau perlu dilakukan
pada system
5.2.8.2.3.
Untuk system
waterless tiga bilik dengan selang penghubung suction dari ruang kontrol
suction ke sumber suction
5.2.8.2.4.
Masukkan 15 ml
air steril atau normal salin ke dalam port penyuntik indicator diagnostik pada
bagian atau system.
5.2.9. Plester semua penghubung dengan melilitkan plester
menggunakan plester perekat 1 inci.
5.2.10. Periksa kedua
system untuk patensi dengan : mengklem selang drainage yang akan menghubungkan
pasien ke system. Menghubungkan slang dari bilik bola pengapung ke sumber
suction. Hidupkan suction sampai tingkat yang diharuskan.
5.2.11. Matikan sumber penghisap dan lepaskan klem selang
drainase sebelum menghubungkan ke system pasien.
5.2.12. Posisikan pasien :
5.2.12.1.
Semi Fowler’s
sampai posisi fowler’s tinggi untuk mengevakuasi udara (Pneumothorax)
5.2.12.2.
Posisi Fowler’s
tinggi untuk mengalirkan cairan (hemothorax)
5.2.13. Berikan premedikasi parenteral, seperti sedatif,
analgesik sesuai program
5.2.14. Bantu dokter dalam memberikan dukungan psikologis
pada pasien :
5.2.14.1.
Pertegas
penjelasan prosedur
5.2.14.2. Minta kerja sama pasien sepanjang prosedur
5.2.15. Tunjukkan anastetik pada dokter
5.2.16. Pegang botol larutan anastesi bagian atas di bawah
dengan label menghadap ke dokter. Dokter akan mengambil larutan, kemudian
dokter memasang slang WSD.
5.2.17. Bantu dokter menghubungkan selang drainase pada
selang dada.
5.2.18. Plester selang penghubung antara dada dan selang drainase.
5.2.19. Periksa patensi ventilasi udara pada system :
5.2.19.1. Ventilasi water-seal harus bebas sumbatan. Ventilasi bilik kontrol suction harus tanpa sumbatan , saat memakai suction
5.2.19.2. System waterless mempunyai katup tanpa penutup
5.2.20. Gulung kelebihan selang pada tempat tidur pasien.
Ikat dengan karet gelang dan peniti atau klem system
5.2.21. Atur slang untuk menggantung dalam garis lurus dari
atas tempat tidur ke bilik drainase
5.2.22. Bila selang dada mengalirkan cairan tandai tanggal,
waktu pada permukaan bilik drainase yang menandakan dimulainnya drainase.
Pengkajian pasca operasi dilakukan setiap 15 menit selama 2 jam pertama.
Interval pengkajian ini kemudia diubah berdasarkan status pasien. Tandai waktu
dan tingkat drainase pada strip kalibrasi secara periodic.
5.2.23. Urut atau pencet selang dada hanya bila ada indikasi
: Selang dada mediastinal pasca operasi dimanipulasi bila pengkajian
keperawatan menandakan obstruksi pada drainase sekunder terhadap bekuan atau
debris pada slang.
5.2.24. Berikan dua shodded hemostat untuk tiap selang dada.
Shodded hemostat biasanya dilekatkan ke bagian atas tempat tidur pasien dengan
plester perekat atau klem pada pakaian pasien selama ambulasi.
5.2.24.1. Untuk mengkaji adanya kebocoran udara
5.2.24.2. Untuk mengosongkan atau mengganti botol atau bilik
penampung. Prosedur ini dilakukan oleh dokter atau perawat yang telah menerima
pelatihan prosedur ini.
5.2.24.3. Untuk mengganti system sekali pakai ambil system
baru yang siap untuk dihubungkan sebelum mengklem selang, sehingga pemindahan
dapat cepat dan system drainase dibentuk kembali
5.2.24.4. Untuk mengkaji apakan pasien siap untuk dilepaskan
dari slang dada. Tindakan ini dilakukan dengan pesanan dokter. Pada situasi ini
perawat harus memantau klien terhadap pembentukan pneumothorax ulang
5.2.25. Bantu pasien kembali ke posisi yang nyaman
5.2.26. Lepaskan sarung tangan dan buang alat yang telah
digunakan, kotor
5.2.27. Cuci tangan (Lihat SOP no … Cuci tangan)
5.2.28. Catat prosedur dan pengkajian kardiopulmonal pasien.
6.
PENGENDALIAN/PEMANTAUAN
6.1. Absensi mahasiswa dan dosen yang telah ditanda
tangani
6.2. Dokumentasi laporan asuhan keperawatan
6.3. Format penilaian tindakan perawatan slang WSD yang
telah ditanda tangani dan diberi nama jelas instruktur yang menilai dan peserta
didik yang bersangkutan
6.4. Pedoman penilaian kompetensi
7.
DOKUMENTASI
7.1. SOP No…. tentang Mencuci Tangan
7.2. SOP No …. Tentang Komunikasi Terapeutik
7.3.
8.
PENGESAHAN
Disusun
Oleh Diperiksa Oleh
Disetujui dan disahkan oleh
Tim Mata Ajaran : Unit Akademik : Ketua pengelola :
Tanggal :
Tanggal : Tanggal :